Malam telah beranjak pagi pada Sabtu 23 Februari 2008, kira-kira pukul 3.30 WIB. Tangisan bayi memecah kesunyian di Jalan Sungai Lareh RT 3 RW 4, Kelurahan Lubuak Minturun Kecamatan Koto Tangah. Dari belakang rumah permanen di lokasi yang cukup sepi itu, satu KK terhentak dari tidur dan mencoba mencari asal muasal suara tangisan. Lebih setengah jam, keluarga itu masih bertanya-tanya, bayi siapa yang menangis di belakang rumah mereka. Ada ketakutan, karena itu bukan kejadian biasa.
Aneh memang, di dekat rumah kami, tidak ada yang baru melahirkan. Perlahan, seluruh keluarga beramai-ramai mendatangi sumber bunyi tangisan. Secara serentak, kami menoleh pada sebuah baskom (ember), dan serentak ber-Istigfar. Bayi merah yang masih diselimuti darah dan ari-ari (tali pusar) terus menangis," ujar Fera Martanela (24), salah seorang anggota keluarga yang menemukan bayi itu di belakang rumah mereka.
Kata Fera, saat ditemukan, kondisi bayi itu diperkirakan benar-benar baru dilahirkan oleh seorang ibu. Sangat jelas, kalau darah yang masih menempel itu menandakan, belum ada 2 jam bayi malang itu menikmati pemandangan dunia. Hanya sebuah kantong kresek, yang dialaskan pada bayi yang ditemukan di bawah tali jemuran keluarga Nini (50) -- ibu Fera itu.
Tidak menunggu lama, akhirnya hebohlah seluruh tetangga keluarga yang mendengar dan diberitahu berita itu. Seorang bidan praktek Nilawati, langsung dikontak untuk memberikan penanganan pertama pada bayi yang diketahui berjenis kelamin laki-laki itu. Sang bidan langsung memandikan bayi malang. Lokasi temuan yang juga dikenal dengan Jalan Pertanian itu, terus ramai, saat hari beranjak siang.
"Kami sekeluarga memang kaget, melihat temuan di pagi buta itu. Setelah berembuk dengan keluarga, kami memutuskan untuk merawat sendiri, bayi yang membawa rahmad ini. Mamak keluarga juga sudah menyetujuinya. Mungkin itu jualah, yang dimaksudkan oleh ibu si bayi. Kita tidak menaruh curiga pada siapapun," kata Fera yang baru melaporkan bayi temuan itu, Senin (25/2) ke Mapolsek Koto Tangah di Lubuak Buayo.
Melihat kondisi rumahnya, Fera tidak yakin kalau bayi ganteng itu dibuang oleh tetangga sekitar mereka. Kemungkinan besar, katanya, bayi itu dibuang oleh orang yang cukup jauh dari rumah mreka, namun memahami jalur ke Jalan Pertanian. Dia memperkirakan, kalau bayi itu dibuang orang dengan mengendarai sepeda motor." Ah itu tidak penting. Yang jelas bayi ini sehat, dan kami akan merawatnya," kata Fera yang mengaku, sejak ditemukan, tidak sedikit orang yang mengaku tertarik untuk mengadopsi bayi yang belum diberinama itu.
Kapolsek Koto Tangah Iptu Indra Junaidi mengatakan, laporan yang mereka terima dari pelapor akan ditindaklanjuti segera. Pihak Polsek, juga terus mengembangkan kasus dan akan segera melakukan penyelidikan. Permohonan penemu (keluarga Nini dan Fera-red), untuk membesarkan bayi laki-laki itu sendiri, juga akan diproses.
"Kita masih melakukan penyelidikan, tentang siapa orang tua kandung bayi itu. Sedangkan, untuk proses adopsi bayi, pihak keluarga penemu akan kita panggil kembali. Kita akan membuat surat pernyataan, keluarga Nini yang bersedia merawat bayi," kata mantan Kanit Reskrim Polsek Lubuak Kilangan ini.
Semoga, niat baik Fera dan keluarganya, mendapat berkah dari Allah SWT. Aamiiiin.(***)