Monday, 25 February 2008

Air Mata di Sisa Kebakaran

Air mata Erni nyaris jatuh ke bumi, ketika kembali mengurai kisah kelabu dalam hidupnya. 13 Januari lalu, sekira pukul 23.30 WIB, rumahnya telah raib. Api menjalari rumah semi permanen yang ditempati bersama 3 anak dan orang tuanya yang buta dan renta. Katanya, 3 generasi telah tumbuh dan berkembang, di rumah yang berlokasi di Kampung Ranah, Kelurahan Ranah Parak Rumbio Padang Selatan itu. Kini, semuanya tinggal kenangan.



"Limo hari lamonyo, ambo manggiloi siso-siko kabakaran, dima anak-anak ka tingga, baa caro kami ka makan lai. Jo apo ka pai karajo, karano baju-baju lah habih tapanggang. Tapi, pas baliak tampek karajo, ambo lah kanai pecat lo," ungkap Erni, bersama anak-anaknya, Senin (18/2) di sisa reruntuhan rumahnya.

Ya, setelah lima hari tidak lagi sempat mencuci baju keluarga majikannya, perempuan berumur 40 tahun itu, balik ke rumah mewah di Jalan Dobi dan mendapatkan "posisinya" telah diisi orang lain. "Alah ado urang pangganti, dak usah kasiko lai," ungkap Erni yang meski telah menjelaskan permasalahannya, tetap tidak mendapatkan simpatik sang majikan.

Kata perempuan berumur 40 tahun ini, anak bungsunyalah yang telah "menyelamatkan" nyawanya, pada malam naas itu. Saat api mulai menjilati dinding rumah, anaknya batuk dan menangis keras, sehingga membangunkan mereka sekelurga. Kecuali anggota tubuh, tidak ada yang bisa diselamatkan lagi olehnya.

Erni dan 5 orang anggota keluarganya, tanpa seorang lelaki yang mengepalai keluarga miskin itu, tidaklah sendirian. Masih ada KK lainnya, yang juga mengalami nasib yang sama dengan mereka, yaitu keluarga Nurjani dan Erna. Saat ini, ketiga KK tersebut, masih menumpang dengan para tetangganya. Yang memiriskan, orang tua Erni -- seorang kakek berumur 70-an, saat ini tinggal di sebuah bekas toko di simpang jalan.

Kesusahan korban kebakaran tersebut, memang menjadi "topik" hangat pada awal tahun di Kota Padang. Setidaknya, itu pulalah yang terjadi pada 7 KK yang berdiam di Kelurahan Ampalu Pegambiran Lubuak Bagaluang. Rumah yang mereka sewa terbakar 7 Februari 2008 sekitar pokul 3.30 WIB dini hari. Mereka masih terus bertahan, sampai benar-benar mendapatkan rumah yang layak untuk dijadikan tempat bermukim.

Beranjak dari kondisi itulah, DPD PKS Kota Padang, tergerak untuk menyalurkan bantuan di dua tempat dengan 10 KK yang ada. Ketua DPD PKS Budiman SAg Dt Malano Garang datang bersama Ketua MPW PKS Sumbar H Mayeldi Ansharullah SP. Didampingi Ketua DPC PKS Padang Selatan Ikhwan Wahyudi SSos dan Ketua DPC PKS Lubuak Bagaluang Paljariati Usral SS (Anggota DPRD Kota Padang), berbagai kebutuhan disalurkan.

"Ini adalah sebagai bentuk kepedulian kita kepada para korban. akhir-akhir ini, intensitas kebakaran di Kota Padang terus meningkat. Kita meminta, agar pemko terus meningkatkan aparatnya, untuk melawan api ini. Masyarakat, juga perlu terus diberikan pembekalan, untuk menghadapi kebakaran," kata Budiman yang membagikan bantuan uang dan kebutuhan para korban.(***)

Your cOmment"s Here! Hover Your cUrsOr to leave a cOmment.