Monday, 18 February 2008

Bangun Rumah di Tengah Jalan

Gang Sakinah di Kelurahan Anduriang Kecamatan Kuranji Padang, terancam tinggal nama. Tidak ada titik temu antara pemilik lahan Ir Irzan Baseran dengan 143 KK yang berdomisili di RT 1 dan RT 3 di RW VII itu. Akhirnya Minggu (17/2), beberapa tukang kembali melanjutkan pembangunan perumahan di tahan seluas 341 m2 itu. Buntutnya, terisolasilah seluruh KK yang mendiami kawasan tersebut.



Dari pantauan saya, sejak pukul 10.00 pagi, 5 orang tukang bangunan sudah mulai kembali membuat pondasi bangunan. Pengadukan semennnya, persis di tengah jalan yang memiliki lebar sekira 3 meter. Rencananya, pondasi akan kembali dibuat dengan posisi melintang dan tentunya akan menghambat jalan satu-satunya itu. Beberapa kendaraan roda Empat, terpaksa putar haluan.

"Kami hanya diperintahkan Pak Irzan, untuk melanjutkan pembangunan ini. Jadi, soal merubah keputusan atau menangguhkan pembangunan, kami tidak bisa," kata Ida dan Madi, dua orang yang dipercaya pemilik tanah untuk mengawasi pengerjaan pembangunan tersebut. Sementara Irzanto, disebutkan tengah berada di luar kota.

Aksi melanjutkan pembanguan itu, membuat beberapa tokoh masyarakat setempat ketar-ketir. Bahkan, seorang guru MAN I Padang Drs Salehati kian dibuat pusing, bagaimana caranya, dia akan keluar dari rumahnya menuju jalan raya. "Saya sudah tinggal disini sejak 1986, tidak ada masalah. Tapi, kenapa tiba-tiba ada yang menutup jalan," ungkap pemilik rumah bernomor 35 ini.

Disebutkan beberapa orang warga lainnya, di beberapa rumah pada gang tersebut, juga terdapat ratusan mahasiswa Universitas Andalas dan IAIN Imam Bonjol. Dua rumah yang paling padat dihuni anak kos adalah, Dirhamzah Arsyad SH yang memiliki 30 anak kos dan Fauzi yang memilik 10 orang mahasiswa kos.

"Kami tahu, itu tanah milik pribadi. Tapi, menjelang ada penyelesaian secara pasti, tolong ditangguhkan dululah pembangunannya. Kami yang setiap hari melalui jalur tersebut, sangat banyak, dipertimbangkan," ungkap Salehati ini sedih.

Sekitar pukul 11.00 WIB, ketua RT setempat kembali mendatangi tukang bangunan dan dua orang perwakilan pemilik lahan, untuk menunda pekerjaan, hingga kesepakatan harga diselesaikan. "Kami sudah melaporkan persoalan ini ke DPRD, jadi kami mohon, tolong tunggu dulu," ungkai RT 3 Syahrial dan ketua RT 1 Darmawi.

Ida yang diberi kewenangan untuk mengawasi lahan, mengaku tidak dapat memutuskan apa-apa. Wanita itu, langsung menghubungi "bos" nya melalui telepon seluler. Tidak banyak waktu, keputusan Irzan tetap tidak berubah. "Bapak minta, pembangunan tetap lanjut. Karena, kita sudah memberi waktu tenggang 3 bulan," ungkap ida.

Tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, beberapa orang tua tersebut balik kanan. "Kami akan kembali membawa persoalan tersebut ke pemko dan DPRD Kota Padang. Kalau jalan ini tetap ditutup, maka akan terisolasilah kami," ungkap seorang warga.

Pemilik tanah, melalui Ida menambahkan, sebenarnya Irzan telah memberikan alternatif untuk warga, agar bisa berjalan di Gan Sakinan. Alternatif pertama, adalah, mengurangi pembangunan seluas 2 meter dengan artian memindahkan 2 meter pondasi. Alternatif kedua adalah, warga membeli minimal 2 meter tanah tetangga yaitu Parno dan diberikan kepada Irzan.

"Tapi, opsi itu tidak ada yang mereka pastikan, dan terkesan sangat bertele-tele. Opsi pertama ditolak, karena kata mereka percuma saja. Kalau cuma dua meter, tetap saja jalan akan tertutup. Karena, setelah tanah Pak Irzan ada belokan yang langsung terhalang kamar warga lainnya," ungkap Ida.

Sebelumnya, Senin (11/2) lalu, beberapa warga gang Sakinah mendatangi gedung DPRD Kota Padang, setelah merasa frustasi berurusan dengan pemko dan merasa terancam oleh pihak kepolisian. Oktober tahun lalu, jalan tersebut pernah dipagari oleh pemilik lahan, karena belum dibebaskan oleh warga. Tapi, demi kepentingan bersama, warga langsung berinisiatif untuk membongkar paksa pagar itu.(***)

Your cOmment"s Here! Hover Your cUrsOr to leave a cOmment.