
Perempuan yang banting tulang sebagai tukang cuci dan kerja serabutan itu, memang tengah diuji. Di saat perjuangannya membesarkan anak-anaknya seorang diri, satu anak perempuannya juga tertimpa musibah. Dara manisnya itu, sekarang dalam keadaan stres dan trauma berat, akibat perkosaan. Jangankan untuk perbaikan rumah, mengisi dapur untuk perut sehari-hari saja sulitnya minta ampun.
Hari berlalu, seiring bumi berputar. "Hari Joeang" 15 Desember 2007 lalu, memberi satu arti tersendiri bagi keluarga pra sejahtera di tengah kalangan yang tidak jauh berbeda itu. Koramil 02 Padang Timur memilih rumah kayu reot Yasmi sebagai target operasi bedah rumah yang pertama digagas TNI di Kota Padang.
Gayung bersambut. Dengan kesabaran Yasmi, rumah kayunya itu selama 15 hari telah disulap menjadi rumah yang bisa dibanggakan. Berbeda dengan program bedah rumah lainnya, Yasmi mendapat "bonus" sebuah warung untuk berusaha. "Tapi, siapa yang mau memberi modal kami untuk buka warung?" harapnya yang masih bermimpi memperbaiki hidup.
Danramil 02 Padang Timur Kota Padang Kapten Inf Alwi Bafaqieh, Minggu (30/12) usai serah terima rumah itu mengatakan, keluarga Yasmi memang paling pantas mendapatkan bantuan bedah rumah dari Koramil. Karena, dari penilaian mereka dan tanggapan orang-orang sekitar, keluarga itu dinilai tidak akan mampu memperbaiki rumah itu dari hasil kerja Yasmi. Sementara, anak-anaknya masih ada yang kecil.
"Koramil tidak sendiri. Kita melakukan bakti bedah rumah yang masih bersuasana hari Juang itu dibantu beberapa instansi pemerintah dan swasta. 15 hari, kita telah menyelesaikan rumah Type 51 berukuran 8,5 x 6 meter dengan komposisi 2 kamar tidur, 1 ruan tamu. dapur dan sebuah warung," tandas Alwi yang mengaku, bedah rumah plus warung ini merupakan konsep baru yang diterapkannya.(***)