Kemungkinan terjadinya gempa dan tsunami di Sumbar menjadi topik yang kian menarik untuk dibicarakan. Untuk itu, Forum Insan Peduli Bencana (FIPB) Sumbar menggelar Ajang Seminar Sehari yang bertajuk "Mengenal Potensi Bencana Gempa dan Tsunami di Sumbar". Ahli Geologi dari Pusat Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr Dhanni Hilman Natawidjaja menjadi pembicara utama dalam acara yang digelar di Gedung Rohana Kudus GOR H Agus Salim Padang itu.
Dhanni kembali mengingatkan masyarakat Sumbar untuk terus waspada terhadap kemungkinan terburuk terjadinya gempa yang berpotensi Tsunami di Kota Padang। Namun, dia tetap menegaskan, tingginya gelombang mematikan itu paling tinggi hanya 5 meter saja. Tidak beralasan, jika ada yang menyebutkan tsunami bisa mencapai 20 Meter.
"Kita menyadari, bahwa informasi ini dapat membuat masyarakat yang sudah resah dan panik itu menjadi bertambah panik. Di pihak lain, menyembunyikan informasi ini juga tidak dapat dikatakan bijaksana, karena menyangkut keselamatan orang banyak. Harapan kita, informasi ini dapat disikapi dengan arif dan diikuti kewasadan serta tidakan yang sebijak mungkin," ujar Dhanni Jumat (9/11) dalam seminar yang dibuka Sekdaprov Sumbar Drs Yohannes Dahlan itu.
Dikatakan Dhanni yang telah 15 Tahun meneliti potensi gempa dan tsunami di Seputaran Mentawai dan Kota Padang ini, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) hanya mampu membaca tanda-tanda alam semesta, kepunyaan Sang Pencipta Yang Maha Pintar. Segala kebenaran yang hakiki akhirnya berpulang kembali kepadanya.
Tokoh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumbar, Buya Mas'ud Abidin yang datang sebagai penyejuk dalam seminar membenarkan hal tersebut. Katanya, IPTEK memang memiliki keistimewaan untuk mengetahui tanda-tanda yang tersimpan (mutasyabihat) yang sebelumnya hanya diketahui oleh Allah. Namun, semuanya hanyalah tanda-tandanya saja yang harus menjadikan manusia tertap waspada.
"Kembalilah kepada Allah, supaya Allah senantiasa memberikan perlindungan. Manfaatkan semua hasil ciptaan manusia untuk membaca tanda-tanda tersebut. Jauhi semua perbuatan dosa. Karena, perbuatan tersebut adalah hal yang mengundang bencana. Bentengi diri dari bencana, dengan disiplin diri, pelihara aqidah, iman dan taqwa kepada Allah," tandas buya.
Sementara itu, Wakil Walikota Padang Drs H Yusman Kasim MM menyatakan dukungannya terhadap segala bentuk sosialisasi bencana ini. Karena, masyarakat sangat membutuhkan pencerahan-pencerahan agar jauh dari kecemasan dan ketakutan. "Tapi, kita terus waspada dengan segala kemungkinan yang ada." tukas Yusman dalam acara yang dihadiri ratusan orang dari LSM dan Ormas serta akademisi ini.(***)